Merry & HerStory

Sudah lupa berapa tepatnya jumlah blog saya, termasuk URL, apalagi password-nya! Apa saya tergila-gila sama blog? Bukan, saya tergila-gila menulis.

Sejak SD dulu, tiap dibelikan buku tulis untuk sekolah, langsung saya coreti dengan aneka tulisan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran. Puisi, humor, cerita sehari-hari, cerpen, biodata, fantasi jika sudah dewasa nanti, sampai daftar acara radio, lagu favotir, musisi idola, dan banyak lagi. Syukurlah di SMP ada majalah dinding alias Mading, sehingga saya bisa melampiaskan semua ekspresi gila saya di sana. Tidak hanya tulisan lagi, melainkan juga coretan kartun.

Begitu mengenal mesin tik merk Brother, kegilaan saya menulis kian menjadi. Dari sekian banyak tulisan itu akhirnya Si Pion, menjadi cerita bersambung saya yang dimuat di Majalah HAI.Sejak itu tekad saya bulat, akan hidup dari menulis. Entah apa profesinya, masih samar-samar.

Lulus SMA, hanya satu kampus yang saya tuju: Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP), Jurusan Jurnalistik. Persetan dengan UI, ITB, atau kampus favorit lain yang jadi incaran teman-teman. Alasannya simpel saja, hanya dengan belajar jurnalistik maka saya kelak akan dapat hidup dari menulis. Apa daya, ternyata ledakan hormon remaja saya sedemikian hebatnya, hingga saya lebih banyak menghabiskan waktu nongkrong di kantin dan rumah teman daripada kuliah.

Ya, saya dropout (DO). Tapi menulis jalan terus.

Sampai akhirnya diajak seorang kawan bergabung dengan beberapa media, dan yang paling lama adalah Sinar Harapan. Lalu saya mulai mendirikan Netsains.Com, membantu penulisan sejumlah buku orang lain, baik itu LSM maupun instansi. Dan pelan-pelan mulai menulis buku saya sendiri. Menjadi ghostwriter pun saya lakukan.

Awal 2008 saya resign dari Sinar Harapan, bergabung dengan Quantum Business International yang didirikan Betti Alisjahbana, ex CEO IBM Indonesia. Saya dipercaya mengelola konten web, mengedit artikel-artikel, juga buku Ibu Betti. Di luar itu saya masih terus menulis buku dan menjadi ghostwriter.

Kelamaan saya merasa bahwa aktivitas menulis kian padat, sehingga pekerjaan utama agak terganggu. Dari situ saya memutuskan resign, dan resmi menjadi konsultan penulisan, penulis buku, serta penulis di sejumlah media massa secara freelance. Dan di sinilah saya hari ini, seorang penulis yang bekerja dari rumah, menulis buku dan apa saja yang bisa menghasilkan nafkah, serta berguna bagi mereka yang memerlukan.

Buku saya tidak terbatas pada satu topik saja. Karena latar belakang saya jurnalis, yaitu profesi yang diharuskan bisa menguasai banyak topik, maka buku-buku saya pun juga terdiri atas banyak bidang. Hanya 1 keinginan yang belum terwujud: menulis novel. Ada banyak manuskrip novel yang masih terbengkalai, dan berusaha saya selesaikan.

Itulah saya, seseorang yang hidup dari menulis.